Langsung ke konten utama

Revitalisasi Konsep Diri


Memang benar pepatah yang mengatakan "Pengalaman adalah guru yang terbaik". Semakin banyak pengalaman di lapangan yang disertai dengan penambahan keilmuan, wawasan serta skill, akan membuat seseorang bertambah mantap dan tajam dalam menganalisis sebuah masalah dan mencari sebuah solusi atas masalah tersebut. Namun demikian, sudahkah kita memiliki sebuah konsep diri untuk dapat menjadi manusia yang diharapkan dalam kalimat pertama tersebut. Oleh karena itu, dengan kerangka atau landasan berpikir tersebut, saya akan mencoba sharing ide dengan para blogger terkait dengan konsep diri yang sebaiknya kita miliki.

Secara pribadi saya sering mengamati dan menemukan kasus-kasus di lapangan yang saya benchmark. Ternyata, dari pengamatan saya di masyarakat, dunia organisasi maupun dunia kerja, saya menemukan sebuah ide tentang revitalisasi konsep diri, entah sebagai organisatoris, karyawan, pengusaha, politisi, birokrat maupun pengangguran sekalipun. Revitalisasi konsep diri yang saya gulirkan ini terkait dengan tipe manusia dalam hal kualitas muatan (content) komunikasi yang dilakukan seseorang. Karena kita pahami bersama bahwa kualitas seseorang dapat juga kita ukur dari apa yang disampaikannya, baik secara verbal maupun non verbal.

Inilah tipe manusia yang saya petakan berdasarkan kualitas muatan (content) komunikasinya, yaitu :
1. Tipe Pembicara Ide/Gagasan/Solusi (Problem Solver)
2. Tipe Pembicara Kejadian/Kasus/Masalah (Problem Talker)
3. Tipe Pembicara Keburukan Orang Lain Secara Tidak Adil/Tidak Proporsional (Problem Maker)

Dari ketiga tipe tersebut, saya menawarkan sebuah gagasan pengembangan diri yang berorientasi pada revitalisasi konsep diri secara positif apabila saat ini kita masih berada pada tipe no. 2 dan 3. Sehingga setting ulang konsep diri kita (evaluasi diri) yang kita lakukan mengarah untuk menjadi yang terbaik, yang dalam hal ini menjadi seorang Problem Solver. Dengan konsep diri yang jelas dan positif akan memberikan sebuah feedback yang tentunya menjadi suatu hal yang akan dapat menunjang kesuksesan kita di masa depan. Oleh karena itu, marilah kita rancang konsep diri kita dengan pilihan menjadi seorang Problem Solver, bukan Problem Talker apalagi Problem Maker.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Cinta

Pada suatu hari saat saya chatting di Facebook, ada permintaan dari seorang teman Facebook yang meminta saya membuat materi di blog pribadi dengan tema : Manajemen Cinta. Terlepas dari permintaan beliau, saya pikir tema yang diminta membuat saya tertarik untuk membahasnya di mana tentunya masalah cinta merupakan hal yang sudah sering kita dengar dan banyak lika-likunya. Namun konsep manajemen cinta seperti apa sih sebenarnya yang akan dibahas ? Oke, semoga materi blog yang bertemakan manajemen cinta ini menjadi bermanfaat buat kita semua. Dalam dunia manajemen kita mengenal istilah POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) bagi seorang eksekutif atau leader dalam memainkan aktivitas manajemennya. Dengan landasan konsep tersebut, saya akan mencoba untuk membahas aktivitas manajemen dengan objek cinta. Namun demikian, sebelum kita membahas lebih dalam, saya mencoba akan membahas terlebih dahulu apa itu cinta. Bagi seorang pujangga, cinta berarti bisa bermakna hasrat penghambaan

WHD (Weapons of Hopeless Destruction)

Dalam dunia militer saat ini, kita mengenal istilah WMD (Weapons of Mass Destruction) yang berarti senjata pemusnah masal di mana kekuatan penghancurnya memiliki efek yang luas, baik dari segi radiusnya maupun dalam jumlah korbannya. Kalau melihat judul di atas maka pada kesempatan kali ini saya akan membahas materi terkait dengan senjata pemusnah keputusasaan. Sering saya melihat di berita yang di tayangkan oleh beberapa stasiun TV Nasional yang ternyata menayangkan kasus orang di Indonesia yang memiliki harapan setinggi tower / menara BTS. Kalau harapan yang positif mungkin tidak jadi masalah, tapi harapan tersebut adalah harapan untuk melakukan bunuh diri dengan meloncat dari atas tower / menara BTS. Apakah mental atlet panjat tower / menara BTS ini perlu dikembangkan atau harus dimusnahkan ? Oleh karena itu, saya mencoba di blog ini untuk menjadi suplayer senjata dengan jenis senjata WHD (Weapons of Hopeless Destruction). Ada beberapa jenis senjata WHD yang saya paparkan dalam blo

Sudahkah Kita Membaca Hari Ini ?

Melihat judul di atas sepertinya merupakan pertanyaan yang sederhana dan sering kita mendengarnya. Namun, pernahkah kita pahami secara mendalam apa makna dari sebuah membaca tersebut yang bahkan dalam Agama Islam ayat yang pertama kali diturunkan merupakan ayat perintah untuk membaca yaitu Surat Al Alaq ayat pertama yang berbunyi "Iqra" yang artinya "Bacalah". Secara pribadi saya membagi konsep membaca menjadi 7 (tujuh) hal yaitu : 1. Membaca Al Qur'an dan Hadist (Representasi Wawasan Keilmuan Agama dan Hubungan Transendental) 2. Membaca Lingkungan Fisik (Representasi Hubungan dengan Alam) 3. Membaca Buku / Literatur (Representasi Wawasan Keilmuan / Spesialisasi Dunia) 4. Membaca Koran / Majalah / Internet (Representasi Up Date Informasi / Berita Terkini) 5. Membaca Diri (Representasi Evaluasi dan Planning serta Optimalisasi Potensi Diri Pribadi) 6. Membaca Orang Lain (Representasi Hubungan Sosial Kemasyarakatan dan Organisasi) 7. Membaca Tanda-tanda Jaman